Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KETIKA IMAM SYAFI’I DAN IMAM SUFYAN ATS-TSAURI BERSELISIH DAN SAMA-SAMA MENARIK PENDAPATNYA

 


Jika belajar kitab-kitab Fiqih turats mazhab Imam Assyafi'i tentu akan menemukan satu permasalahan yang membolehkan menyamak kulit hewan kecuali anjing dan babi atau yang lahir dari salah satu keduanya. Sebagaimana ungkapan dalam salah satu kitab mazhab Imam asyafi'i :

وجلود الميتة كلها تطهر بالدباغ إلا جلد الكلب والخنزير

Artinya :seluruh kulit bangkai suci dengan proses penyamakan kecuali anjing dan babi.

 

Pembahasan ini bagi penganut mazhab Imam Syafi'i merupakan hal yang sangat populer karena termasuk dalam pembahasan bab ( الطاهرة ) yang mana hampir seluruh Ulama mazhab Imam Syafi'i memulai dengan bab tersebut.

 

Namun meski demikian ternyata pada awalnya Imam Syafi'i termasuk diantara Ulama yang berpendapat tidak bolehnya menyamak kulit binatang dengan berdalil pada surat yang dikirimkan Nabi shallallahu ،alaihi wasallam kepada Juhaimah :

إني كنت رخصت لكم في جلود الميتة فإذا جاء كم كتابي هذا فلا تنفعوا من الميتة بإهاب ولا عصب

Artinya :  Sesungguhnya aku telah memberi kemudahan kepada kamu dalam permasalahan kulit bangkai, maka apabila surat ini sampai kepada kamu jangan kamu ambil mamfaat dari kulit bangkai dengan disamak atau membalut.

 

Begitu juga Imam Sufyan ats-Tsauri pada mulanya beliau berpendapat kulit bangkai bisa disucikan dengan disamak. Argumen yang beliau gunakan salah satu hadis nabi yaitu :

عن ابن عباس رصي الله عنهما قال : وجد النبي صلی الله عليه وسلم شاة ميتة اعطيتها مولاة لميمونة من الصدقة فقال النبي صلی عليه وسلم هلا انتفعتم بجلدها قالوا إنها ميتة قال حرام اكلها

Dari Ibnu Abbas radyillahu 'anh ia berkata : Nabi shallahu 'alaihi wasallam menemukan bangkai domba yang diberikan kepada bekas budaknya maimunah sebagai sedekah. Maka Nabi berkata kenapa kulitnya tidak engkau ambil manfaatnya” mereka menjawab “Itu bangkai wahai Rasulullah Beliau menjawab sungguh, memakannya adalah haram”

 

Konklusinya, kedua Imam yang sudah mencapai derajat Mujtahid muthlak (seseorang yang sudah mampu membangun mazhab sendiri) tersebut menarik ijtihad/pendapatnya masing-masing. Imam syafi'i membolehkan mensucikan kulit hewan dengan cara menyamaknya. Sedangkan Imam Sufyan ats-Tsauri berpendapat tidak ada cara menyucikan kulit bangkai.

Dengan perdebatan ilmiah tersebut hendaknya kita sebagai penganut Imam Mazhab (muqallid) hendaknya jangan fanatik buta terhadap satu pendapat yang belum menguasai dalilnya dengan mempertahankan argumen tanpa data ilmiah. Tapi bersikaplah toleran atas satu pembahasan dengan berkacamata kepada kedua imam tersebut. 


Goresan Pena : Tgk Muntasir (Ig : @muntasir774 )


Posting Komentar untuk "KETIKA IMAM SYAFI’I DAN IMAM SUFYAN ATS-TSAURI BERSELISIH DAN SAMA-SAMA MENARIK PENDAPATNYA"