CARA MEMBACA KITAB KUNING YANG MUDAH DILAKUKAN
Kitab kuning
atau disebut juga dengan Turats merupakan kitab warisan ulama-ulama
terdahulu dalam meningkatkan transformasi keilmuan agama islam. Kitab kuning
ditulis dengan huruf arab dengan tanpa harakat, sehingga kitab kuning disebut
juga dengan kitab gundul. Bagi para pemula yang belum mengerti kaidah cara
membacanya bisa dikatakan sangat susah.
Disebut kitab
kuning dikarenakan tempo dulu banyak kitab-kitab ditulis di atas kertas kuning
dan biasanya warna kuning itu identik dengan peninggalan atau warisan lama. Berbeda
halnya dengan kitab mu’ashir atau kitab kontemporer yang dikarang oleh ulama-ulama
yang hidup pada zaman baru-baru ini. Kebanyakan kitab mu’ashir ditulis
atau dicetak menggunakan harakat.
Kesulitan dalam
membaca kitab kuning berangsur-angsur akan hilang jika kita menerapkan
metode-metode berikut secara konsisten atau istiqamah disertai semangat yang
tinggi:
Pertama, niat. Untuk
memudahkan dan mendapat tambahan kebaikan, harusnya kita menanamkan niat sejak
awal. Keunggulan niat sudah tidak diragukan lagi bahkan banyak dikisahkan oleh
banyak ulama pengalaman orang yang mendapat fadhilah niat. Saking pentingnya, ada
ulama yang mengarang kitab yang berisi tentang niat di segala aktivitas. Kitab yang
bernama kitabunniat karangan Habib Muhammad bin Alwi Al-Aydrus atau dikenal
dengan Habib Sa’ad.
Kedua, menguasai
ilmu Nahwu dan Sharaf. Ilmu Nahwu dan Sharaf mempunyai korelasi yang kuat yang
tidak mungkin dipisahkan antara satu sama lain. Ilmu Nahwu dan Sharaf merupakan
pintu gerbang utama dalam menguasai kitab kuning. Ilmu Sharaf membahas tentang cara
membuat atau mencetak kata, sedangkan ilmu Nahwu membahas tentang menyusunnya. Bahkan
ada ungkapan yang mengatakan “Ilmu Sharaf merupakan induk ilmu sedangakan ilmu
Nahwu merupakan ayahnya”. Dan ungkapan lain di dalam kitab Imrithi mengatakan “
ilmu Nahwu merupakan ilmu pertama yang paling utama untuk dipelajari, karena suatu
perkataan tidak akan bisa dipahami tanpanya”. Kedua ilmu ini, di dalam bahasa
inggris jika kita analogikan sama posisinya dengan grammar.
Ketiga, menghafal
dan membaca kosa kata bahasa arab. Keseringan dalam menjalankan aktivitas ini
dapat memudahkan seseorang untuk segera bisa menguasai kitab kuning. Metode ini
paling gampang dilakukan yaitu membaca kosa kata arab dan mengartikannya secara
berulang-ulang, maka secara otomatis bacaan tersebut akan melekat di kepala.
Keempat, bertawasul
kepada pengarang kitab dengan memberikan Al-fatihah kepada mereka dengan tujuan
menjaga sanad keilmuan dengan mereka dan sebagai bentuk adab seorang pelajar
ketika akan membaca dan menghafal kitab tersebut. Bertawasul juga merupakan
salah satu bentuk penghormatan, sehingga dengan izin Allah kita akan dibukakan
hati dalam mempelajari kitab karena ada ikatan batin antara kita dengan
pengarang kitab.
Kelima, hidup di
lingkungan orang baik. Ada satu ungkapan yang menyatakan “habitat yang baik
akan menciptakan kepribadian yang baik”. Tinggal di lingkungan yang ditempati
oleh orang shalih, rajin, dan aktivitas positif lainnya akan menjadi pemantik
motivasi tersendiri bagi kita untuk melakukan kegiatan yang sama. Apalagi didukung
oleh teman dekat yang sefrekuensi untuk menjalankan aktivitas tersebut.
Keenam, berdoa. Sebagaimana
tradisi ulama-ulama salaf terdahulu di saat sebelum dan sesudah mempelajari dan
menghafal kitab, dianjurkan berdoa sesuai yang diajarkan ulama terdahulu dengan
mengharapkankan keberkahan ilmu dan dibukakan futuh sehingga kita dengan
mudahnya dapat membaca kitab kuning.
Metode di atas
merupakan tips dasar untuk bisa menguasai kitab kuning. Mengenai apa saja yang
harus dikuasai terlebih dahulu dan metode di saat sedang mempelajarinya insya
Allah akan kami suguhkan di tulisan lain. Semoga kita semua dimudahkan dalam
mempelajari karangan para ulama supaya dapat menguasai ilmu syar’i yang
diwajibkan oleh agama.
Posting Komentar untuk "CARA MEMBACA KITAB KUNING YANG MUDAH DILAKUKAN"