MEMBUAT KONTEN TES KEJUJURAN, BERKAH ATAU PETAKA?
Merujuk kepada
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), jujur merupakan lurus hati atau tidak
berbohong. Selain itu, jujur juga bisa diartikan sebagai suatu prilaku tidak
curang atau mengikuti aturan yang berlaku. Maka sikap jujur dikategorikan
kepada sikap baik.
Namun, bagaimana
jika sikap jujur dibuat sebagai konten media sosial untuk dipublikasi tingkah
laku masyarakat akhir-akhir ini supaya menjadi contoh para netizen atau warganet.
Sebenarnya tidak
ada yang salah dengan hal ini, satu sisi bisa dijadikan contoh pembelajaran dari
netizen supaya bisa bersikap jujur melihat banyak orang-orang di konten terkait
bisa bersikap jujur atau sebaliknya.
Tetapi, ada
satu sisi yang kurang baik jika membuat konten tentang masalah ini. Di dalam
konten tes kejujuran, konten kreator pasti menampakkan seseorang sebagai objek
untuk dites kejujuran dalam bentuk si subjek melemparkan uang di samping objek
kemudian si subjek pura-pura memberitahu bahwa uang objek terjatuh.
Saat objek mengaku
bukan kepunyaannya maka dia lulus tes, jika sebaliknya maka dia gagal. Hal
seperti ini dalam pandangan netizen dapat diambil beberapa kesimpulan. Netizen bisa
saja mengambil pelajaran dari konten tersebut supaya bisa bersikap jujur, namun
ada juga yang berpandangan bahwa konten ini merugikan pihak objek, jika si
objek dalam konten tersebut berbohong maka akan berdampak munculnya citra buruk
sang objek di dalam mata masyarakat. Bisa jadi orang-orang terdekatnya,
masyarakat sekitarnya atau lebih parahnya lagi orang-orang dalam jumlah sangat
luas tidak memercayainya lagi akibat konten tersebut setelah mengetahuinya
lewat media sosial atau media mulut ke mulut.
Hal ini bisa
masuk ke ranah mempublikasikan aib orang, sedangkan memberitakan aib orang lain
termasuk hal yang dilarang dalam agama.
Jadi, saran
dari penulis lebih baiknya seorang konten kreator itu mempublikasi sesuatu yang
bermanfaat untuk dirinya dan orang lain. Seperti konten dakwah, tutorial, tips dan
masih banyak yang lain. Semua itu tergantung seberapa kreatif kita sebagai
konten kreator dalam menarik daya pikat netizen untuk mengunjungi konten kita.
Posting Komentar untuk "MEMBUAT KONTEN TES KEJUJURAN, BERKAH ATAU PETAKA?"