Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KITAB "MADZA FI SYA'BAN" MENGUPAS SELUK BELUK BULAN SYA'BAN



Sya’ban adalah bulan yang sering dilupakan orang karena terletak di antara dua bulan mulia, Rajab dan Ramadhan. Padahal bulan Sya’ban mengandung keistimewaan yang tak kalah oleh keistimewaan bulan-bulan lainnya.   

Salah satu kitab yang menguraikan berbagai keistimewaan bulan Sya’ban adalah Kitab Madza fi Sya’ban yang ditulis oleh Abuya Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Hasani, seorang ulama hadits besar asal Makkah. Sebagaimana kitab-kitab beliau yang lain, ciri khas dari karangan Abuya Sayyid Muhammad ini adalah kajiannya yang banyak menggunakan hadits Nabi saw dan riwayat-riwayat lainnya. Mengingat beliau merupakan Muhaddist yang unggul pada zamannya.  

Di awal kitab, beliau langsung mengutip salah satu hadits yang menerangkan peristiwa diangkatnya amal di bulan Sya’ban dan anjuran berpuasa di dalamnya:

عَنْ أُسَامَةُ بنُ زَيْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنهما, قَال: قلتُ يَا رَسُولَ اللهِ لَمْ أَرَكَ تَصُومُ مِن شَهْرٍ مِنَ الشُّهورِ مَا تِصُومُ شَعْبَانَ قَالَ ذَاكَ شَهْرٌ يَغْفَلُ النَّاسُ عَنْهُ بَيْنَ رَجَبٍ وَرَمَضَانَ وَهُوَ شَهْرٌ تُرْفَعُ فِيهِ الأَعْمَالُ إِلَى رَبِّ العَالَمِينَ وَأُحِبُّ أَنْ يُرفعَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ   

Artinya, “Dari Usamah bin Zaid ra, ia berkata: aku berkata, ‘wahai Rasulullah saw, aku tidak pernah melihatmu berpuasa di suatu bulan melebihi puasamu di bulan Syaban’. Rasulullah saw berkata, ‘Itu adalah bulan antara Rajab dan Ramadhan yang sering dilupakan manusia, padahal itu adalah bulan diangkatnya amal-amal kepada Tuhan semesta alam, dan aku suka amalku diangkat dalam keadaan aku berpuasa.’” (HR. An-Nasa’i).

Terkait anjuran berpuasa di bulan Sya’ban, Abuya menegaskannya sebagai amalan puasa paling utama setelah Ramadhan. Keunggulan puasa bulan Sya’ban dibandingkan bulan-bulan lainnya diambil dari riwayat Siti Aisyah:

   لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُوْمُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ   

Artinya, “Nabi saw tidak pernah berpuasa di suatu bulan lebih banyak dibandingkan dari bulan Sya’ban. Sesungguhnya beliau pernah berpuasa di seluruh bulan Sya’ban.” (HR. Bukhari)

Menurut Abuya, Nabi Muhammad saw gemar berpuasa di bulan Sya’ban ini sebagai persiapan menghadapi bulan Ramadhan dan sebagai bentuk pengagungan. Pola ibadah tersebut dianalogikan dengan mendahulukan sholat sunnah rawatib sebelum melaksanakan sholat fardhu.

Satu hal yang unik dalam kitab ini adalah penyebutan bulan Sya’ban sebagai bulan Al-Qur’an. Padahal, bulan Sya’ban lebih masyhur dikenal sebagai bulan shalawat. Ungkapan bulan shalawat muncul karena di bulan Sya’ban ini turun ayat yang memerintahkan shalawat pada Nabi Muhammad saw, yaitu di surat Al-Ahzab ayat 56:   


اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا 

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya”   

Sementara ungkapan bulan Al-Qur’an lebih sering disematkan kepada bulan Ramadhan, mengingat ayat Al-Quran pertama kali di turunkan di bulan tersebut yang kita kenal sebagai malam nuzulul qur’an. Lalu, mengapa Abuya turut menamakan bulan Sya’ban sebagai bulan Al-Qur’an?   

Ternyata asal penamaan tersebut muncul dari kebiasaan para ulama Salaf menggiatkan membaca Al-Qur’an ketika memasuki bulan Sya’ban. Begitu bergairahnya kegiatan membaca Al-Qur’an tersebut, hingga para Salaf menyebut Sya’ban sebagai bulan para pembaca Al-Qur’an (Kitab Madza fi Sya’ban, halaman 41).   

Pemaparan mengenai keutamaan malam Nisfu Sya’ban juga tidak luput dalam pembahasan kitab ini. Selain menggunakan beberapa riwayat hadits mengenai keutamaan malam Nisfu Sya’ban, Abuya juga menukil beberapa riwayat dari ulama Salaf.   

Meski cukup ringkas, kitab ini berhasil membedah beberapa perkara mengenai bulan Sya'ban secara ideal.  

Posting Komentar untuk "KITAB "MADZA FI SYA'BAN" MENGUPAS SELUK BELUK BULAN SYA'BAN"