Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

AMALAN-AMALAN YANG BERPAHALA HAJI

 


            Ibadah haji merupakan rukun islam yang kelima yang wajib ditunaikan oleh umat islam bagi yang mampu. Sebagaimana telah disebutkan di dalam Al-quran dan hadis yang masyhur. Meskipun seseorang memiliki kemampuan yang lebih, namun ibadah haji hanya diwajibkan sekali dalam seumur hidup.

            Sedangkan bagi mereka yang belum mampu, ibadah haji hanya sebagai keinginan yang tidak wajib untuk dipenuhi. Maka , kita diprioritaskan untuk memenuhi ibadah-ibadah yang telah menjadi kewajiban mutlak tanpa memandang apapun seperti shalat, puasa, dan lain sebagainya.

            Karena itulah, islam lahir sebagai agama kasih sayang yang tidak menelantarkan pemeluknya. Agama islam menawarkan beberapa amalan yang berpahala haji sebagai “hiburan” bagi mereka yang belum mampu untuk menunaikan ibadah haji.

            Amalan-amalan tersebut bukan berarti dapat menggugurkan ibadah haji, melainkan sebagai amalan “cadangan” selama kita belum ditakdirkan oleh Allah untuk berangkat ke tanah suci. Namun apabila kita sudah dikategorikan mampu untuk melaksanakannya, maka berangkat ke tanah suci lebih didahulukan.

            Apa saja diantara amalan-amalan tersebut?

            Pertama, berbakti kepada kedua orang tua. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Anas bin malik Rasulullah bersabda di saat seseorang meminta berjihad kepada beliau namun ada ibunya yang ditinggalinya :

فَأبْلِ اللَّهَ عُذْرًا فِي بِرِّها، فَإذا فَعَلْتَ ذَلِكَ فَأنْتَ حاجٌّ ومُعْتَمِرٌ ومُجاهِدٌ، إذا رَضِيتْ أُمُّكَ، فاتَّقِ اللَّهَ وبِرَّها

Rasul pun berkata kepadanya,”Bertakwalah pada Allah dengan berbuat baik pada ibumu. Jika engkau berbuat baik padanya, maka statusnya adalah seperti berhaji, berumrah dan berjihad." (HR. Baihaqi).

            Kedua, menunaikan shalat lima waktu secara berjamaah di masjid. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Umamah ra, Nabi SAW bersabda:

صلاة مكتوبة فى الجماعة فهى كحجة ومن مشى إلى صلاة تطوع فهى كعمرة نافلة

Artinya, "Siapa yang berjalan menuju shalat wajib berjamaah, maka ia seperti berhaji. Siapa yang berjalan menuju shalat sunnah, maka ia seperti melakukan umrah yang sunnah." (H R. Thabrani).

Dalam hadis yang lain, Rasulullah SAW bersabda:

مَن خرجَ مِن بيتِهِ مُتطهرًا إلى صَلاةٍ مكتوبةٍ فأجرُهُ كأجرِ الحاجِّ المُحرِمِ، ومَن خرجَ إلى تَسبيحِ الضُّحى لا يُنصِبُهُ إلاَّ إيّاهُ فأجرُهُ كأجرِ المُعْتَمِرِ، وصلاةٌ على إثر صلاةٍ لا لَغْوَ بينَهُما كِتابٌ في عِلِّيِّين

Artinya, "Barang siapa keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci menuju shalat wajib, maka pahalanya seperti pahala orang yang berhaji. Barang siapa keluar untuk shalat Sunnah Dhuha, yang dia tidak melakukannya kecuali karena itu, maka pahalanya seperti pahala orang yang berumrah. Dan (melakukan) shalat setelah shalat lainnya, tidak melakukan perkara sia-sia antara keduanya, maka pahalanyaditulis di 'illiyyin (kitab catatan amal orang-orang shalih)." (HR. Abu Daud).

            Ketiga, melaksanakan shalat sunnah dhuha. Shalat dhuha merupakan shalat yang dikerjakan mulai dari matahari terbit hingga menjelang waktu zhuhur mulai dari dua rakaat hingga dua belas rakaat.

Jika kita selesai melaksanakan shalat jamaah shubuh di masjid tetapi tidak langsung pulang ke rumah dengan cara duduk berzikir hingga terbitnya matahari kemudian melaksanakan shalat sunnah dhuha, insya Allah kita mendapatkan pahala haji dan umrah secara sempurna. Rasulullah bersabda :

مَن صَلّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَماعَة يَثْبُتُ فِيهِ حَتّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحى، كانَ كَأجْرِ حاجٍّ، أوْ مُعْتَمِرٍ تامًّا حَجَّتُهُ وعُمْرَتُهُ

Artinya, "Barang siapa mengerjakan shalat subuh dengan berjamaah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan shalat sunnah Dhuha, maka ia seperti mendapatkan pahala orang yang berhaji atau berumrah secara sempurna." (HR. Thabrani).

Dalam hadis lain Rasulullah SAW juga pernah bersabda:

مَن صَلّى الغَداةَ فِي جَماعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ، ثُمَّ صَلّى رَكْعَتَيْنِ كانَتْ لَهُ كَأجْرِ حَجَّةٍ وعُمْرَةٍ  قال رسول الله تامَّة تامَّة تامَّة

Artinya, "Barang siapa melaksanakan shalat subuh secara berjamaah lalu ia duduk sambil berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan shalat dua raka'at, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umrah." Beliau pun bersabda, "Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna." (HR. Tirmidzi).

            Keempat, menghadiri majelis ilmu di masjid. Selain sebagai tempat sarana ibadah, masjid juga bisa berfungsi untuk menggelar pengajian atau majelis ta’lim. Kehadiran kita di masjid untuk belajar akan dinilai sebagai pahala orang naik haji sebagaimana yang disabdakan Nabi SAW :

مَن غَدا إلى المَسْجِدِ لا يُرِيدُ إلا أنْ يَتَعَلَّمَ خَيرًا أوْ يُعَلِّمَهُ كانَ لَهُ كأجْرِ حاجٍّ تامِّا حَجَّته

Artinya, "barangsiapa yang berangkat ke mesjid yang tidak ia inginkan kecuali hanyalah untuk belajar kebaikan atau mengajarkan kebaikan, ia akan mendapatkan pahala haji yang sempurna hajinya." (H R. Thabrani).

            Sebagai penutup, karena ada beberapa faktor yang menghalangi kita untuk menunaikan ibadah haji, mari kita melaksanakan amalan-amalan di atas supaya kita mendapatkan pahala setara ibadah haji. Janganlah kita mendapatkan dua kerugian, tidak mampu naik haji dan tidak melaksanakan amalan-amalan di atas. Wallahu A’lam

 


Posting Komentar untuk "AMALAN-AMALAN YANG BERPAHALA HAJI"