FLEXING UMAT ISLAM TEMPO DULU
Fenomena flexing atau
memamerkan kekayaan dan kemewahan yang marak saat ini sudah ada sejak zaman
dulu. Bahkan, saat masa kerajaan islam jejak pamer harta sampai tercium hingga masa
kini dengan konsep yang hampir sama.
Pada masa Rasulullah SAW, sahabat,
Tabi’in, dan Tabi’ Tabi’in islam dibentuk dengan karakter sejati. Tidak terfokus
kepada gemerlap duniawi. Namun, setelah generasi itu berkurang, muncullah
generasi kekuasaan islam di bawah para raja.
Saat masa Dinasti Umayyah, islam
melebarkan kekuasaannya tidak hanya di tanah arab saja. Bahkan hingga ke tanah
Persia. Hal ini menjadi sebuah keuntungan bagi kerajaan islam untuk mengambil
harta-harta dari tanah tempat penaklukannya. Maka pihak kerajaan mampu
membangun istana yang megah dengan tujuan memamerkan kebesaran kerajaan mereka.
Sebelum era Umar bin Abdul Aziz, para
pimpinan Dinasti Umayyah sangat gemar membangun berbagai bangunan. Mulai dari
fasilitas umum, masjid, hingga bangunan istana yang sangat megah sebagai tempat
peristirahatan punggawa istana yang sangat kontras di lingkungan sekitar
sehingga menimbulkan kekaguman tersendiri bagi orang-orang yang memandangnya.
Pada masa Umar bin Abdul Aziz
menjabat, islam kembali menemukan jati dirinya. Beliau tidak terfokus kepada
pembangunan dan meluaskan wilayah kekuasaan, tetapi lebih cenderung kepada
dakwah dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Beliau sering menolak untuk tinggal
di istana dan memilih untuk tinggal di sebuah rumah sederhana. Saat umar bin
Abdul Aziz dimakzulkan, penggantinya kembali menonjolkan harta kekuasaan
kerajaannya.
Rasulullah telah memprediksikan
kondisi umat islam ke depan melalui sabda beliau “Akan dibukakan untuk kalian
tanah-tanah orang non-arab. Kalian akan menemukan di tanah itu rumah-rumah yang
disebut Hamamat (tempat pemandian), yang tidak dimasuki oleh orang
laki-laki kecuali menggunakan kain. Laranglah kaum wanita untuk memasukinya
kecuali sakit atau bernifas”
Apa yang diprediksikan oleh Nabi
SAW. terbukti benar Dinasti Umayyah menguasai Andalusia. Di sana berkembang
bangunan-bangunan megah dan pemukiman masyarakat dengan pemandian umum yang
disebut hammam. Keberadaan hammam untuk lelaki tidak menimbulkan
masalah tetapi adanya hammam untuk wanita melahirkan fenomena flexing di
zaman itu.
Tidak hanya di Andalusia, keberadaan
hammam untuk wanita juga terdapat di kerajaan Mesir setelah Dinasti Umayyah sehingga menimbulkan fenomena
flexing terus eksis. Interaksi sosial pada wanita di tempat tersebut
menjadi ajang memamerkan harta dan kemewahan yang menimbulkan dampak negatif
yang mana telah lama diwanti-wanti oleh Rasulullah SAW.
Zaman kerajaan islam atau Dinasti
islam seperti Bani Umayyah, Abbasiyah, dan seterusnya telah banyak memberikan
kontributisi kepada umat islam. Namun, fenomena pamer harta dan kekuasaan bagi
sebagian penguasa dan rakyatnya menjadi sebuah kelemahan sehingga generasi
berikutnya tidak mampu mempertahankan kekuasaan kerajaannya yang telah dibangun
oleh pendahulunya.
Posting Komentar untuk "FLEXING UMAT ISLAM TEMPO DULU"