MENJELANG PEMILU, SIAPA YANG HARUS DIPILIH?
Pemilihan pemimpin merupakan salah
satu hal yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai
seorang warga negara yang memiliki hak suara, sepatutnya kita selektif dalam
memilih calon pemimpin, yang kelak akan menahkodai Indonesia dalam pelbagai
level; legislatif dan eksekutif.
Islam memberikan rambu-rambu dan
etika dalam memilih calon pemimpin. Pasalnya, seorang pemimpin memiliki peran
yang sangat besar dalam kehidupan umat dan warga masyarakat. Pemimpin yang baik
dan berintegritas akan dapat menjalankan tugasnya dengan baik dan membawa
kemaslahatan bagi umat.
Pemilih yang cerdas memiliki
pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang calon yang akan dipilihnya. Pemilih
cerdas tidak akan memilih calon hanya berdasarkan emosi atau ajakan orang lain,
terlebih ingin memilih karena materi atau politik uang. Seorang pemilih yang
cerdas akan memilih calon berdasarkan pertimbangan yang rasional dan
berdasarkan program kerja serta visi misi calon yang tersedia.
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita
akan bertemu dengan berbagai macam orang dengan latar belakang dan pilihan yang
berbeda-beda. Termasuk dalam kategori pemilihan umum, tak tertutup kemungkinan
antara istri dan suami berbeda, begitu juga orang tua dan anaknya. Pun, antara
tetangga dengan tetangga lainnya. Hal ini wajar karena setiap orang
memiliki hak untuk memilih apa yang mereka yakini dan inginkan. Perbedaan
pilihan itu wajar, terlebih calon yang akan dipilih pun beragam. Sebagai
seorang Muslim, kita diajarkan untuk menghargai pilihan orang lain, meskipun
berbeda dengan pilihan kita.
Oleh karena itu, kita harus
menyikapi perbedaan dengan bijak dan bijaksana. Kita harus saling menghormati
dan menghargai perbedaan. Kita harus saling berlomba-lomba dalam kebajikan,
bukan dalam permusuhan.
Saat hari pemilihan, kita
dianjurkan untuk memilih yang berpotensi memiliki dedikasi dan integritas dalam
menjabat ke depannya yang sesuai dengan kata hati nurani kita. tanpa
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang tidak relevan.
Saat kita meyakini bahwa tidak ada
satupun calon pemimpin dari level eksekutif dan legislatif yang bisa memberi
dampak positif bagi negara, maka kita patut memilih diantara mereka yang paling
kecil mudharat-nya. Senada dengan kaidah fiqh :
إذا تعارض مفسدتان روعي أعظمهما ضررا
بارتكاب أخفهما
“Ketika
bertentangan dua keburukan, maka hindari keburukan yang paling besar dengan mengerjakan
keburukan yang lebih kecil”
Kaidah ini
diterapkan ketika terjadi ta’arudh (pertentangan) antara dua mafsadah
(atau lebih), sehingga kita harus memilih mafsadah yang lebih kecil atau lebih
ringan.
Terakhir, itulah etika dan
rambu-rambu dalam memilih calon pemimpin. Sejatinya, Islam menekankan kita
untuk menjadi pemilih yang baik. Pemilih yang baik adalah pemilih yang memiliki
kesadaran politik yang tinggi, mampu menggunakan hak pilihnya secara cermat dan
bertanggung jawab, serta berpartisipasi aktif dalam proses demokrasi.
Posting Komentar untuk "MENJELANG PEMILU, SIAPA YANG HARUS DIPILIH?"