5 ALASAN KAMU TIDAK BOLEH TAKUT MENGHAFAL AL-QUR’AN MESKI NANTI LUPA
Banyak orang ragu untuk menghafal Al-Qur’an karena takut lupa dan mengira bahwa lupa hafalan adalah dosa besar. Padahal, Islam memandang hafalan Al-Qur’an sebagai bentuk kedekatan luar biasa dengan Allah, dan pelupaan hafalan selama bukan karena kelalaian tidak serta merta menjadi dosa. Berikut lima alasan kenapa kamu tidak boleh takut menghafal Al-Qur’an, meskipun suatu saat lupa:
1. Lupa Itu Fitrah Manusia, Tapi Menghafal Tetap Utama
Lupa adalah bagian dari sifat manusia. Bahkan para sahabat pun ada yang pernah lupa ayat, namun tetap semangat menjaga hafalan. Nabi ﷺ tidak melarang mereka menghafal, tapi justru menganjurkan untuk terus menjaganya.
Rasulullah ﷺ bersabda:
تَعَاهَدُوا القُرْآنَ، فَوَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ، لَهُوَ أَشَدُّ تَفَصِّيًا مِنَ الإِبِلِ فِي عُقُلِهَا
“Jagalah (hafalan) Al-Qur’an itu, maka demi Dzat, jiwaku di kekuasaaNya, sungguh ia (Al-Qur’an) lebih cepat lepasnya daripada unta dari ikatannya.”(HR. Bukhari, no. 5033)
Hadis ini menegaskan bahwa Al-Qur’an memang mudah lepas jika tidak dijaga, bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai motivasi untuk terus muraja’ah.
2. Rasulullah ﷺ Menggambarkan Hafalan Itu Seperti Unta yang Harus Dirawat
Jika kita memiliki sesuatu yang sangat berharga, seperti unta di masa Nabi ﷺ, tentu kita akan menjaganya. Al-Qur’an bahkan lebih mulia dari itu. Ia bisa pergi jika tidak dirawat, tapi bukan berarti kita tidak boleh memilikinya.
إِنَّمَا مَثَلُ صَاحِبِ القُرْآنِ، كَمَثَلِ صَاحِبِ الإِبِلِ المُعَقَّلَةِ، إِنْ عَاهَدَ عَلَيْهَا أَمْسَكَهَا، وَإِنْ أَطْلَقَهَا ذَهَبَتْ
“Sesungguhnya perumpamaan penghafal Al-Qur’an, seperti pemilik unta yang diikat. Jika ia dijaga dan dipelihara, maka ia akan diam dan jinak, dan jika ia dibiarkan terlantar, maka dia akan pergi lepas dari ikatannya.” (HR. Bukhari, no. 5031)
Hadis ini adalah ajakan untuk istiqamah, bukan ancaman agar tidak menghafal.
3. Dosa Terjadi Bila Sengaja Melalaikan, Bukan Karena Lupa Biasa
Sebagian ulama memang mengomentari hadis yang menyebutkan bahwa melupakan hafalan adalah dosa besar, tapi konteksnya adalah jika pelupaannya karena lalai, malas, dan sengaja meninggalkan Al-Qur’an. Namun jika karena kelemahan daya ingat atau kesibukan yang syar’i, maka tidak dihitung dosa.
Nabi ﷺ bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: عُرِضَتْ عَلَيَّ أُجُورُ أُمَّتِي حَتَّى القَذَاةُ يُخْرِجُهَا الرَّجُلُ مِنَ المَسْجِدِ، وَعُرِضَتْ عَلَيَّ ذُنُوبُ أُمَّتِي، فَلَمْ أَرَ ذَنْبًا أَعْظَمَ مِنْ سُورَةٍ مِنَ القُرْآنِ أَوْ آيَةٍ أُوتِيهَا رَجُلٌ ثُمَّ نَسِيَهَا
“Ditunjukkan kepada saya seluruh pahala umatku bahkan sampai sekecil kotoran (debu) yang dikeluarkan oleh seseorang dari masjid, dan ditunjukkan kepada saya dosa-dosa umatku, saya tidak melihat sebuah dosa yang lebih besar dibandingkan surat atau ayat yang diberikan kepada seseorang kemudian ia melupakannya.” (HR. Tirmidzi, no. 2916)
Sebagian ulama menilai hadis ini lemah (dha’if) dari sisi sanad, sehingga tidak bisa dijadikan dasar hukum yang tegas. Namun ia tetap bisa menjadi pengingat agar kita bersungguh-sungguh dalam menjaga hafalan.
4. Yang Penting Adalah Niat dan Usaha Menjaga
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya (QS. Al-Baqarah: 286). Jika kamu telah menghafal, berusaha muraja’ah, lalu lupa karena keterbatasan, maka Allah tetap mencatat amal itu. Niatmu tetap dihitung, dan kamu tetap tergolong sebagai ahlul Qur’an.
5. Menghafal Al-Qur’an Memuliakan Dirimu di Dunia dan Akhirat
Lupa tidak akan menghilangkan kemuliaan itu jika kamu terus berusaha. Bahkan orang yang belum hafal sempurna, tapi tekun dan bersungguh-sungguh, mendapat derajat tinggi.
Rasulullah ﷺ bersabda:
عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ، وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيَتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
“Orang yang mahir membaca Al‑Qur’an berada bersama para malaikat yang mulia lagi taat. Sedangkan orang yang membaca Al‑Qur’an dengan terbata-bata dan merasa kesulitan, maka baginya dua pahala.” (HR. Bukhari Muslim)
Penutup: Jangan Takut, Tapi Teruslah Hafal
Lupa itu manusiawi. Yang Allah lihat adalah usaha dan keikhlasanmu. Jadi, jangan takut memulai menghafal Al-Qur’an. Jangan mundur karena takut dosa. Justru menghafal adalah bentuk cinta pada firman-Nya. Lupa bukan akhir, tapi panggilan untuk lebih erat dengan Al-Qur’an lagi.
Mulailah hafal satu ayat hari ini. Bukan karena kamu yakin bisa, tapi karena kamu ingin dekat dengan-Nya.
Posting Komentar untuk "5 ALASAN KAMU TIDAK BOLEH TAKUT MENGHAFAL AL-QUR’AN MESKI NANTI LUPA"