5 KERAJAAN ISLAM TERBESAR ABAD 17 YANG MENGUASAI DUNIA: KESULTANAN ACEH NOMOR 1 ASIA TENGGARA
Pada abad ke-17, dunia Islam berada dalam masa keemasan. Dari barat hingga timur, berdiri kerajaan-kerajaan besar yang tidak hanya berjaya secara militer, tapi juga unggul dalam diplomasi, ilmu pengetahuan, seni, dan pengaruh peradaban global. Di tengah dinamika dunia yang terus berubah, Islam hadir sebagai kekuatan penentu arah sejarah.
Menariknya, kejayaan itu tidak hanya terjadi di pusat-pusat lama peradaban seperti Istanbul dan Isfahan, tapi juga mencapai ujung timur dunia Islam—di tanah air kita sendiri. Berikut ini adalah lima kerajaan Islam terbesar pada abad ke-17, berdasarkan kekuatan militer, pengaruh politik, luas wilayah, dan pencapaian budayanya:
1. Kesultanan Utsmani (Ottoman Empire)
Pusat: Istanbul (Turki)
Luas Wilayah: ±5,2 juta km²
Wilayah Kekuasaan: Asia Barat, Eropa Tenggara, Afrika Utara
Kesultanan Utsmani adalah simbol kekuatan dunia Islam yang tak terbantahkan. Sebagai satu-satunya kekhalifahan resmi pada masa itu, Ottoman memimpin umat Islam dengan struktur militer yang kuat dan sistem pemerintahan yang maju. Pasukan Janissary menjadi legenda, sementara armada lautnya menguasai Laut Tengah dan sekitarnya.
Namun, kehebatan Ottoman tidak hanya soal pedang. Mereka juga pelindung ilmu pengetahuan, arsitektur, dan seni Islam. Kota Istanbul berkembang menjadi pusat intelektual dan spiritual Islam yang mendunia, dengan warisan seperti Masjid Biru, Hagia Sophia, dan Topkapi Palace yang masih berdiri megah hingga kini.
2. Kesultanan Mughal (India)
Pusat: Delhi dan Agra
Luas Wilayah: ±4 juta km²
Wilayah Kekuasaan: India, Pakistan, Bangladesh
Di anak benua India, Kesultanan Mughal menjadi kerajaan Islam paling kaya dan berpengaruh. Mereka menggabungkan kekuatan militer dengan keindahan budaya yang luar biasa. Di bawah kepemimpinan tokoh-tokoh seperti Akbar, Jahangir, dan Shah Jahan, kerajaan ini melahirkan mahakarya seperti Taj Mahal—salah satu simbol cinta dan arsitektur Islam paling terkenal di dunia.
Mughal juga dikenal karena sikap toleransinya terhadap pemeluk agama lain, serta birokrasi pemerintahan yang efisien. Mereka membentuk jaringan administrasi yang mampu mengelola wilayah luas dengan berbagai latar budaya dan agama, menjadikan India sebagai pusat ilmu, seni, dan sastra Islam.
3. Kesultanan Safawiyah (Safavid Empire)
Pusat: Isfahan (Iran)
Luas Wilayah: ±2,8 juta km²
Wilayah Kekuasaan: Persia Raya
Berbeda dengan Ottoman dan Mughal yang Sunni, Safawiyah menjadi penjaga utama Islam Syiah. Berbasis di Persia, mereka memperkuat identitas Syiah dalam bingkai budaya Persia yang kaya. Kota Isfahan diubah menjadi pusat seni dan arsitektur Islam, dengan masjid-masjid berkaligrafi rumit dan taman-taman bergaya Timur Tengah klasik.
Meski terus bersaing dengan Ottoman di barat dan Uzbek di timur, Safawiyah berhasil mempertahankan eksistensinya. Lebih dari sekadar kekuasaan politik, mereka menciptakan fondasi identitas Iran modern, menjadikan Syiah sebagai kekuatan spiritual dan intelektual yang masih bertahan hingga kini.
4. Dinasti Saadi (Maroko)
Pusat: Marrakesh
Wilayah Kekuasaan: Maroko hingga Afrika Barat
Di ujung barat dunia Islam, Dinasti Saadi bangkit dengan kekuatan militer dan diplomasi yang cemerlang. Mereka mencatatkan kemenangan bersejarah melawan Portugis dalam Pertempuran Tiga Raja (1578)—salah satu perang paling menentukan dalam sejarah Afrika Utara.
Lebih dari itu, mereka berhasil menguasai wilayah Kekaisaran Songhai di Afrika Barat, termasuk kota Timbuktu, pusat ilmu dan perdagangan pada masa itu. Keberhasilan ini membuat Maroko menjadi penguasa penting jalur emas trans-Sahara, menjembatani hubungan dagang antara dunia Islam, Afrika, dan Eropa.
5. Kesultanan Aceh Darussalam (Nusantara)
Pusat: Kutaraja (sekarang Banda Aceh)
Wilayah Kekuasaan: Sumatra Utara dan sebagian Semenanjung Malaya
Dari belahan timur dunia Islam, Aceh bangkit sebagai kerajaan maritim dan pusat keilmuan Islam yang bersinar terang. Di bawah Sultan Iskandar Muda (1607–1636), Aceh menjelma menjadi kekuatan maritim yang ditakuti. Armada lautnya terdiri dari ratusan galley dan ribuan meriam, menjadikan Aceh sebagai penguasa Selat Malaka—jalur dagang paling strategis di Asia Tenggara.
Aceh tidak berdiri sendiri. Kerajaan ini menjalin hubungan diplomatik dengan Ottoman dan Mughal, membentuk aliansi intelektual dan militer yang menunjukkan keterhubungan dunia Islam lintas benua. Di sisi lain, Aceh menjadi tempat berkembangnya pusat studi Islam, dengan ulama-ulama seperti Syamsuddin al-Sumatrani dan Nuruddin ar-Raniri yang karyanya tersebar ke berbagai wilayah Islam.
Penutup: Mozaik Kejayaan Islam
Kelima kerajaan ini membentuk mozaik peradaban Islam abad ke-17. Masing-masing membawa karakter khas—Ottoman dengan kekhalifahan globalnya, Mughal dengan budaya megahnya, Safawiyah dengan kekuatan spiritual Syiahnya, Saadi dengan ekspansi Afrika-nya, dan Aceh dengan kekuatan maritim dan intelektualnya di timur jauh.
Yang menarik, salah satu dari kekuatan besar itu lahir di Nusantara. Kesultanan Aceh menjadi bukti bahwa cahaya Islam tidak hanya bersinar di pusat-pusat kekuasaan lama, tapi juga menyala terang dari bumi kita sendiri.
Menengok sejarah bukan sekadar mengenang kejayaan masa lalu, tetapi juga menemukan inspirasi untuk membangun masa depan. Karena siapa yang mengenal jati dirinya, akan lebih siap menapaki jalan panjang menuju kejayaan baru.
Posting Komentar untuk "5 KERAJAAN ISLAM TERBESAR ABAD 17 YANG MENGUASAI DUNIA: KESULTANAN ACEH NOMOR 1 ASIA TENGGARA"