Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

MUJADDID ISLAM DARI ABAD PERTAMA HIJRIYYAH HINGGA KINI


            Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud, Imam Hakim, dan Imam Baihaqi Nabi SAW bersabda “Sesungguhnya Allah akan mengutus bagi umat ini (umat islam) orang yang akan memperbarui (urusan) agama mereka pada setiap akhir seratus tahun”

            Hadis ini mengindikasikan bahwa setiap seratus tahun sekali akan ada seseorang yang berperan penting dalam menjelaskan persoalan agama sesuai tuntutan zamannya masing-masing. Syaikh Muhammad Yasin Bin Isa Al-Fadani di dalamnya kitabnya Fawaidul Janiyyah mendefinisikan bahwa orang seperti demikian disebut ‘Mujaddid’. Secara etimologi bermakna “pembaru”, tapi bukan bermakna orang tersebut memperbarui agama islam dengan melengserkan ajaran Islam yang dibawa Nabi SAW.Beliau (Syaikh Yasin) mengartikan bahwa mujaddid adalah seseorang yang menghidupkan kembali persoalan agama yang hampir lenyap ditelan zaman. Tugas mereka menjelaskan pokok-pokok persoalan Bid’ah disertai dalil-dalil yang kuat.

            Kemunculan mereka bukan pengakuan mereka sendiri, melainkan ittifaq (persetujuan) ulama dan orang shaleh yang hidup dalam kurun abad Hijriyyah tertentu dan tentu saja yang disetujui adalah yang paling ‘alim di antara mereka. Para Mujaddid dari Abad ke abad tidak bersifat pasti, karena ada yang timbul perselisihan di kalangan ulama tentang siapa yang berpangkat mujaddid.

Berikut ini kami lampirkan para Mujaddid islam dari abad ke abad yang kami himpunkan dari beberapa pendapat ulama disertai biografi singkatnya:

Abad pertama Hijriyyah yaitu Umar Bin Abdul Aziz. Beliau merupakan seorang khalifah pada masa dinasti Bani Umayyah. Beliau merupakan seorang  imam yang faqih,mujtahid,zuhud,banyak beribadah. Keadilan dan kezuhudannya sering dijadikan contoh. Imam Al-baqir mengatakan orang mulia dari bani Umayyah adalah Umar bin Abdul Aziz. Pada hari kiamat ia akan dibangkitkan sebagai satu umat,Beliau wafat akibat diracun Tahun 101 H.

Abad kedua Hijriyyah yaitu Muhammad Bin Idris Assyafi’i. Nama beliau mungkin tidak asing lagi ditelinga kita. Beliau merupakan pendiri mazhab Syafi’i. beliau dilahirkan di Gazza, Pelaestina tahun 150 H dan wafat pada 204 di mesir.

Abad ketiga Hijriyyah yaitu Qadhi Abu Abbas Ahmad Bin Umar Bin Suraij Al-Baghdadi
Beliau merupakan Imam besar Mazhab Syafi’i serta menjadi rujukan para pengikut mazhab Syafi’i di zamannya. Beliau berperan dalam penyebaran mazhab Syafi’i serta menjadi pembela yang tangguh untuk mazhab ini. Maka tak salah beliau diberi gelar “Asy-Syafi’i Ats-Tsani” (Syafi’i kedua). Beliau lahir di Baghdad tahun 248 H dan wafat tahun 306 H. Ada yang berpendapat Abu Hasan Al-Asyari (260-323 H) pencetus mazhab Ahlu sunnah wal jamaah.

Abad keempat Hijriyyah yaitu Syaikh Abu Hamid Ahmad bin Muhammad Al- Isfirayini (344 – 406 H). Beliau merupakan guru besar thariqah orang-orang Irak, seorang hafizh mazhab, dan cendikiawan umat. Ada yang berpendapat mujaddid abad keempat yaitu Abu Sahl bin Sulaiman Ash-Shuluki ( 296 - 369 H). Beliau imam yang ahli dalam bidang Fikih, tafsir, bahasa, syair, sastra, tauhid, tashawuf dan lain lain.

Abad kelima Hijriyyah yaitu Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali (450-505 H) yang dikenal dengan Hujjatul Islam. Seorang yang sangat alim dalam kalangan umat dan pemimpin para imam. Karyanya sangat banyak dan merata dengan segala fan (bidang) ilmu yang tersebar di berbagai belahan dunia. Salah satu karangan beliau yang sangat monumental adalah kitab Ihya Ulumuddin.

Abad keenam Hijriah : Imam Abu Qasim Abdul Karim bin Muhammad Ar Rafi’i (w. 623 H). Di dalam mazhab Syafi’i beliau merupakan seorang mujtahid tarjih, yaitu seorang yang mampu mengklarifikasikan mana pendapat kuat dari imam mazhab. Diantara karyanya adalah Muharrar, Fathul Aziz dan lain lain.

Abad ketujuh hijriah:Taqiyuddin Muhammad bin Ali bin Wahab atau dikenal dengan Daqiqil ‘aid (625-702 H). Beliau adalah seorang Imam dalam 2 mazhab, yaitu mazhab Maliki dan Syafi’i. Bahkan beliau mampu mencapai derajat seorang mujtahid.

Abad kedelapan hijriyah yaitu Sirajuddin Umar bin Ruslan Al-bulqini (724-805H). Beliau merupakan salah satu dari tokoh dan panutan mazhab Syafi’iyah, yang diakui sebagai salah satu pembaharu Islam (mujaddid) pada abad kedelapan. Bahkan, mayoritas ulama hampir sepakat memosisikan Imam Al-Bulqini sebagai mujtahid, yang memiliki otoritas penuh dalam mencetuskan (istinbath) hukum-hukum Islam, sejarahnya terbukukan, dan pendapatnya dikutip oleh mayoritas ulama dari berbagai kalangan.

Abad kesembilan hijriah: Syaikhul islam Abu Zakaria Al-Anshari(833-926 H). Beliau termasuk imam dan tokoh termuka pada masanya. Beliau belajar kepada Ibnu Hajar Al asqalani, sedangkan Ibnu Hajar Al Haitami merupakan muridnya. Karena itu beliau berkata “Aku terketuk antara dua hajar”.Ada yang berpendapat mujaddid abad kesembilan adalah Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar As-sayuthi(849-911 H). Beliau memiliki keunggulan dalam sebagian besar ilmu-ilmu ke islaman dan mencapai derajat mujaddid. Karyanya lebih dari 700 karangan.

Abad kesepuluh hijriah: Syamsuddin Muhammad bin Ahmad Ar-ramli(919-1004H). Di zamannya, beliau adalah ahli fiqh di mesir dan sebagian tempat sandaran dalam fatwa, hingga di gelar dengan syafi’i kecil. Diantara karya beliau yang terkenal adalah Nihayatul muhtaj. Ada yang berpendapat Imam Ibnu Hajar Al-Haytami (909-973 H) yang merupakan murid langsung dari mujtahid kesembilan. Kitab beliau yang paling monumental Tuhfatul Muhtaj sejajar dengan kitab Nihayatul Muhtaj sebagai pegangan ilmu Fiqih Ulama mutaakhirin.

Abad kesebelas hijriah: Sayyid Abdul Qadir bin Abu Bakar Al-aydrus, ada yang berpendapat bahwa mujaddid abad ke sebelas yaitu Sayyid Muhammad bin Rasul Al-Barzanji. Biografi yang valid dari keduanya belum kami temukan.

Abad kedua belas hijriah:Syihabuddin Ahmad bin Umar Ad-Dayrabi (1061-1151 H). Beliau merupakan seorang Faqih, ahli hikmah, dan Azhari (sebutan bagi orang yang belajar di Al-Azhar Mesir). Ada yang berpendapat yaitu Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad(1044-1132 H),penyusun Ratib Al-haddad yang sangat terkenal. Beliau tokoh yang sangat terkemuka di tarim hingga ke luar tarim,beliau tidak dapat melihat,sehingga saat mengarang,beliau mendiktekan karangannya.

Abad ketiga belas hijriah:Syaikh Abdullah bin Hijazi As-Syarqawi(1150-1227 H),beliau merupakan grand syaikh Al-Azhar (saat ini dikenal dengan sebutan rektor) dan tokoh panutan pada masanya sehingga murid-muridnya tersebar di berbagai belahan dunia. Ada yang berpendapat Sayyid Ahmad Zaini Dahlan (1226-1304 H). Beliau merupakan Mufti Agung mazhab Syafi'i di Mekah, dan Syaikhul Islam di wilayah Hijaz, negara Ottoman, dan Imam al-Haramain, serta menjadi sejarawan. Beliau dikenal karena kritiknya yang ekstrem terhadap Wahhabisme dan kecenderungannya terhadap tasawuf. Beliau juga dikenal sebagai guru ulama nusantara karena banyaknya murid dan kitab beliau yang tersebar di indonesia.

Abad keempat belas hijriah atau abad ini masih diperdebatkan,tetapi ada yang mengatakan yaitu Sayyid Muhammad bin Alwi Al-maliki Al-hasani,sang mutiara ilmu di tanah haram. Ada juga yang mengatakan Habib Zein bin Smith atau Habib Umar bin Hafidh.

 

Posting Komentar untuk "MUJADDID ISLAM DARI ABAD PERTAMA HIJRIYYAH HINGGA KINI"