Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

CERPEN : BERANI (PART TERAKHIR)

 


            Tubuh itu roboh disertai suara bedebum. Darah segar mengalir di kepalanya membasahi lantai rumah panggung itu. Tapi itu bukan Andi, melainkan si kumis yang sejak tadi berdiri di samping Andi.        
         
“LISA! KENAPA KAU TEM—“
          “Jangan mendekat! Aku bisa nekat menembak Papa sekarang juga!” Ancam Lisa sambil menodongkan pistol ke arah Pak Darman setelah dia menembak si kumis – salah satu anak buah Pak Darman. Andi kaget luar biasa, terutama si jaket kulit. Ia ciut setelah melihat temannya langsung roboh sebelum ia menyadari apa yang terjadi. Kejadian itu cepat sekali.
          “Anak kurang ajar! Kukutuk kau sekarang! Kau durhaka ingin menembak Papa!”
          “Aku bukan anak kandung Papa! Aku ini adalah anak adopsi Papa dan Mama setelah kalian menculikku saat kecil dari orang tuaku yang asli yang entah mana mereka sekarang!”. Seru Lisa. Andi sedikit kaget – mendapat informasi terbaru.
          “Lancang kau bicara sekarang! Beraninya kau bicara di depan orang tuamu seperti itu! Tak tau rasa terima kasih kau kepada kami yang merawatmu selama ini!”
          “Aku tidak bodoh, Pa! Aku sudah tau semuanya. Aku sudah tidak labil lagi untuk tau segala kebenaran tentang hidupku. Jadi Papa tidak berhak mengatur aku yang bukan siapa-siapa bagi kalian.  Apa aku harus memperlihatkan bukti kalau aku bukan anak kandung kalian?” Ancam Lisa dengan tetap menodongkan pistol.
          “LISA! KAAU –“
          “Ayo mengaku, Papa! Kenapa kalian tega menculikku sehingga aku berpisah dengan orang tuaku yang asli? Kalian tega memisahkanku dengan mereka setelah kalian tau bahwa Papa divonis mandul oleh dokter, mirisnya kalian sudah lama menikah tapi tidak mempunyai anak saat sama-sama merantau dan bekerja di luar daerah. Supaya tidak menanggung malu, kalian menculik seorang anak yang belum kenal dunia dari gendongan ibu kandungnya sendiri. Apakah logis saat merantau kita memberi tahu keluarga besar hanya saat tiba-tiba bayi lahir tanpa memberi tahu masa kehamilan terlebih dahulu? Aku sudah tau semuanya, Pa. Tetapi kenapa Papa tega ngelakuin semua itu kepadaku?!” Air mata Lisa tak dapat lagi dibendung. Ia menangis mencurahkan segalanya yang selama ini ditutupinya.
          Pak Darman terdiam. Dia mati kutu. Segala rahasia yang ia simpan bersama Rina istrinya  tiba-tiba dibongkar oleh Lisa. “Darimana dia tau semuanya?” sahutnya dalam hati. Dia memberi isyarat kepada anak buahnya yang masih bisa berdiri – si jaket kulit. Tak ada pilihan lain.
          “Baik, kalau kau mau membunuh Papa, silahkan. Tembak Papa! Sehingga kamu bisa mencari dan hidup bersama orang tuamu yang asli dan hidup berdampingan dengan lelaki yang kamu cintai lelaki sialan itu!”
          Lisa masih menodongkan pistolnya. Air matanya masih mengalir menatap pria di depannya yang selama ini ia panggil ‘papa’.
          “Heh! Kenapa diam saja? Kau tak ingin menembakku? Baik, kau akan menyesal sekarang!”
          KRAK! “Aaakh!!” Sebuah balok kayu – lebih kecil dari yang Andi pegang – patah menghantam pelipis Andi hingga dia jatuh dan berdarah. Itu ulah si jaket kulit yang sudah siap sejak dikode oleh Pak Darman saat Andi lengah.
          “ANDI!!” Spontan Lisa menoleh dan berteriak menyebut namanya. Saat itulah kesempatan Pak Darman untuk mencabut pistol lain di sakunya. Sebelum Lisa sadar apa yang terjadi saat hendak menolong Andi, Pak Darman menarik pelatuk pistol  ke arah dada Lisa.
            DOR!
           “Aaahh” Lisa roboh sambil memegang dadanya yang berdarah ditembus peluru. Matanya berkunang-kunang. Dia berada di antara hidup dan mati. “Ya Tuhan! Apakah sudah saatnya?” Kemudian tubuhnya berhenti bergerak.
          “Bagaimana ini, pak? Kita apakan mereka?” Tanya si jaket kulit.
          “Pertama, kau buang mayat temanmu ke jurang yang mati tertembak. Kemudian gotong temanmu yang satu lagi yang botak ke mobil untuk dirawat. Mudah-mudahan dia belum mati. Kemudian bakar tempat ini supaya mereka berdua hangus terbakar menjadi abu. Semoga kisah percintaan mereka diangkat ke layar lebar atau ke media tulisan seperti novel atau cerpen supaya orang bisa mengenang mereka sebagai pejuang cinta. Hahahaha!!!!”
          Si Jaket kulit langsung melaksanakan tugasnya dengan cepat. Ia menggotong rekannya ke mobil kemudian mengambil bensin di dalam mobil dan menumpahkan ke seluruh sisi rumah, kemudian ia menyalakan api di sumbu. Api menyala dan langsung merayap pelan-pelan ke seluruh penjuru rumah. Pak Darman dan anak buahnya langsung melarikan diri dari daerah pedalaman itu. Ia sangat yakin semua rencanaya berhasil dan segala bukti kejahatannya akan musnah seperti musnahnya rumah yang sedang dilahap si jago merah. Mengenai putrinya yang tertembak? Mudah saja. Dia akan menjelaskan kepada aparat bahwa putrinya diculik, dan saat melakukan pencarian, Lisa ditemukan di rumah panggung yang telah hangus bersama Andi. Para aparat akan langsung menyimpulkan bahwa Andi adalah pelaku penculikan dan media akan percaya begitu saja. Pak Darman tersenyum sambil menyetir. Dia menang.

 

EPILOG
          Apa cerita itu hanya sampai disini? Biar kuceritakan sedikit lagi padamu kawan. Supaya cerita ini tidak buntung. Andi melaporkan semua kejadian ke kantor polisi beserta semua bukti yang dia bawa. Polisi langsung memeriksa Pak Darman dan menggeledah rumahnya. Pak Darman ditangkap polisi bersama Si Jaket kulit dan Si botak yang mengalami gegar otak – akibat pukulan Andi – setelah dinyatakan bersalah dengan pasal berlapis. Dia dinyatakan bersalah dengan kasus pembunuhan berencana dan penculikan anak dengan ancaman hukuman maksimal pidana mati atau penjara seumur hidup.
          Bagaimana Andi selamat dari kobaran Si Jago Merah? Andi siuman dengan kepala yang luar biasa sakit. Dia basah kuyup. Air hujan mengguyur rumah itu yang setengah hangus dilalap api. Dia beruntung kali ini. Air hujan turun dengan deras memadamkan api sebelum melahap rumah panggung itu sepenuhnya.
          Andi mendekati Tubuh Lisa yang dingin. Lisa sudah tak bernyawa. Peluru itu menembus jantungnya. Darahnya berceceran di lantai rumah yang bercampur dengan air hujan. Andi memeluk tubuh itu dan menangis kuat sekali. Sehebat apapun dan seberani apapun dia, hatinya akan luluh juga kehilangan orang yang dicintainya. Dia berjanji akan mencari orang tua kandung Lisa dan berbakti kepada mereka seperti orang tua sendiri setelah ia ditinggal orang tuanya sejak kecil karena meninggal kecelakaan.
          Andi masih memeluk tubuh dingin itu dan mencium keningnya sambil menangis “Kau akan tetap menjadi Michelle Ziudith-ku, Lisa” bisik Andi.

 

TAMAT

Posting Komentar untuk "CERPEN : BERANI (PART TERAKHIR)"