Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

HATIM AL-ASHAM ULAMA SUFI YANG BERGELAR "TULI", PUJIAN ATAU HINAAN?

 


Ada seorang ulama besar Tasawuf di wilayah Khurasan (sekarang melingkupi wilayah Timur Iran dan beberapa negara pecahan Uni Soviet) yang bernama Hatim bin Alwan atau lebih dikenal dengan Hatim Al-Asham (wafat 237 H). Beliau merupakan satu-satunya ulama yang mendapat gelar yang unik, yaitu Al-Asham yang artinya tuli, walaupun realitanya pendengaran beliau sangat normal.

            Hal ini mungkin terdengar seperti hinaan kepada seseorang Ulama Tasawuf sekaliber beliau yang mana kalam Mutiara hikmahnya tersebar dan dikutip oleh para Ulama dan orang-orang Shalih. Tetapi faktanya bukan demikian.

Di dalam kitab Nashaihul Ibad, Imam Nawawi Al-Bantani menjelaskan penyebab beliau bergelar Al-Asham  karena pada suatu hari ada seorang Wanita yang menemui beliau untuk konsultasi sebuah masalah. Tiba-tiba tiada angin tiada hujan tanpa disengaja, perempuan tersebut kentut, sehingga wajahnya memerah menahan malu yang luar biasa.

Sebenarnya beliau tahu kerasnya suara kentut Wanita tersebut, tetapi untuk menutupi rasa malunya beliau beralih sikap dan berkata “keraskan suaramu!”

Saat itu Hatim pura-pura tuli dan tidak mendengar ucapan-ucapan yang dilontarkan Wanita tersebut. Melihat hal itu, Wanita tersebut merasa lega dan hilanglah rasa malunya sebab dia yakin bahwa Hatim tidak mendengar suara kentutnya.

Setelah peristiwa itu, Wanita itu menyebarkan informasi bahwa Hatim tuli. Sehingga Ulama Sufi itu popular dengan nama Hatim Al-Asham.

Banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah dan kalam hikmah dari sosok beliau. Salah satu kalam hikmah yang bisa ambil dari sosok beliau sebagai renungan inspiratif yaitu “Ketika aku memperhatikan makhluk yang ada di dunia ini, aku melihat masing-masing mempunyai kekasih, dan ia ingin selalu bersama kekasihnya bahkan hingga ke dalam kuburnya, tetapi ketika dia sudah sampai di kuburnya, kekasihnya justru berpaling darinya. Ia pun merasa kecewa karena kekasihnya tidak lagi dapat bersama masuk ke dalam kuburnya dan berpisah dengannya. Karena itu aku ingin menjadikan amal kebaikan yang menjadi kekasihku, sebab jika aku masuk kubur, maka semua amal kebaikan akan ikut bersamaku.”

Ada satu kisah saat Hatim menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh setan. Hatim Al-Asham berkata “setiap pagi setan selalu bertanya kepadaku tentang 3 hal; ‘apa yang kau makan? Apa yang kau pakai? Dimana tempat tinggalmu?’’

Lalu Hatim Al-Ashas menjawab “Aku sedang memakan kematian, aku sedang memakai kain kafan, dan tempat tinggalku adalah kuburan”

“mendengar hal itu setan langsung lari menjauhiku” kata Hatim.


Posting Komentar untuk "HATIM AL-ASHAM ULAMA SUFI YANG BERGELAR "TULI", PUJIAN ATAU HINAAN?"